Rabu, 19 Juni 2019

RESUME: Pricing decision and Cost Management


A. Faktor utama yang mempengaruhi Pricing Decision

Manajer menentukan harga suatu produk berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar. Apabila jumlah penawaran dan permintaan di pasar berada pada titik yang sama, maka diperoleh jumlah dan harga atas suatu barang.
Tapi, dalam kenyataannya di pasar, kurva permintaan dan penawaran merupakan jumlah dari seluruh pelaku pasar. Seluruh produsen yang terlibat di pasar akan membentuk kurva penawaran, dan seluruh konsumen di pasar akan membentuk kurva permintaan. Dalam Perfectly competitive market, di mana terdapat banyak penjual dan pembeli, rata-rata titik koordinat antara kuantitas dan harga akan berada di dekat titik ekuilibrium.
1. Costumer
    Costumer mempengaruhi harga melalui permintaan mereka terhadap barang atau jasa. Permitaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas dan fitur-fitur dari produk.
2. Competitors 
    Manajer harus selalu mengikuti atau memperhatikan tindakan yang diambil oleh kompetitornya. Baik dalam hal teknologi, strategi operasi dan pemasaran, dan informasi berharga lainnya dalam menetapkan harga
3. Cost
    Cost mempengaruhi harga melalui penawaran. Semakin kecil biaya produksi dari sebuah produk, semakin besar kuantitas yang ingin diproduksi oleh perusahaan. Manajer yang mengerti biaya dari memproduksi produk akan menentukan harga yang membuat produknya menarik bagi costumer disamping untuk memaksimalkan pendapatannya.
Dalam pasar kompetitif, perusahaan tidak memiliki kontrol dalam menetapkan harga dan harus menerima harga yang ditetapkan oleh pasar. Informasi tersebut hanya dapat membantu manajer dalam menentukan kuantitas yang akan diproduksi untuk memaksimalkan profitnya. 
Dalam pasar yang kurang kompetitif, ketiga faktor diatas mempengaruhi harga dimana produk di pasar bervariasi. 

B. Biaya dan Harga Untuk Jangka Panjang (Long Run)

Long run pricing adalah keputusan strategis yang dirancang untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan harga yang stabil dan dapat diprediksi. Manajer lebih suka harga yang stabil karena mengurangi kebutuhan untuk pemantauan harga yang berkelanjutan, meningkatkan perencanaan, dan membangun hubungan pembeli-penjual jangka panjang.
Manajer lebih memilih harga yang stabil untuk jangka panjang karena:

1.      Mengurangi biaya pengawasan secara berkala
Jika suatu harga telah ditetapkan untuk jangka panjang, diharapkan harga tersebut dapat stabil menghasilkan laba dan menutup rugi dalam jangka panjang. Sedikit penyesuaian yang dibutuhkan untuk menentukan harga dan mengubahnya. Di sisi lain, perubahan harga yang terus menerus akan menimbulkan biaya, contohnya biaya untuk peneyesuaian di daftar harga, biaya untuk memberitahukan harga yang baru, dan lain-lain.
2.      Meningkatkan perencanaan
Harga yang stabil dalam jangka panjang dirumuskan melalui perencanaan yang matang dengan memprediksi perkembangan pasar, paling tidak dalam jangka menengah. Memprediksi kondisi pasar dalam jangka menengah akan menghasilkan perencanaan yang lebih stabil karena sudah mencakup fluktuasi pasar dalam jangka pendek yang mungkin terjadi selama periode jangka menengah tersebut.
3.      Membangun hubungan penjual-pembeli jangka panjang
Harga yang lebih stabil akan lebih menjamin hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang karena tidak sering terjadi perubahan harga. Manajer harus dapat menganalisis permintaan konsumen dalam jangka panjang untuk menentukan berapa jumlah penawaran yang sesuai agar laku di pasar. Analisis tersebut harus mencakup direct cost (DM+DL) dan indirect cost (IDL+FOH). Manajemen menggunakan Alokasi Biaya (Cost Allocation) untuk mengidentifikasi cost yang benar-benar dibutuhkan (value added cost) dan biaya yang tidak benar-benar dibutuhkan (Non-Value Added Cost) untuk meminimalisir biaya suatu produk.

.
C. Market-based approach : target costing for target pricing
- Mengimplementasi target pricing dan target costing, dengan cara :
   1. Mengembangkan produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang berpotensi 
   2. Memilih terget price 
   3. Memperoleh target cost per unit dengan mengurangi terget price dengan target operating income         per unit. 
       Contoh : untuk mendapatkan target pengembalian modal, perusahaan perlu mendapatkan 10%             dari target pendapatan operasional per unit pada 200.000 unit provalue yang akan dijual. 
gambar
   4. Melakukan cost analysis.
       Contoh : Manajer Astel menganalisis aspek-aspek spesifik produk yang menargetkan                           pengurangan biaya:
Fungsi dilakukan oleh bagian komponen yang berbeda, seperti motherboard, disk drive, dan kartu grafis dan video. Pentingnya pelanggan menempatkan pada figur fungsional yang berbeda. Sebagai contoh, pelanggan menilai nilai keandalan lebih dari kualitas video Hubungan dan pertukaran antara fitur fungsional dan bagian komponen. Sebagai contoh, motherboard yang lebih sederhana meningkatkan keandalan tetapi tidak dapat mendukung yang terbaik kartu video garis.       
    5. Melakukan Rekayasa Nilai untuk Mencapai Target Biaya 
        Rekayasa nilai adalah evaluasi sistematis dari semua aspek rantai nilai, dengan tujuan mengurangi biaya dan mencapai tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan. Rekayasa nilai memerlukan perbaikan didesain produk, perubahan spesifikasi bahan, dan modifikasi dalam  metode proses.
·         Rekayasa Nilai Cost Icurrence dan Locked-in Cost 
Untuk menerapkan rekayasa nilai, manajer membedakan value-added activities and costs dan non value added activities and cost
·         Value-added cost adalah biaya yang jika dihilangkan akan mengurangi nilai actual atau persepsi atau kegunaan (kegunaan) pelanggan dari menggunakan produk atau layanan.
Contoh : fitur dan atribut produk yang diinginkan oleh pelanggan, seperti keandalan, memadai memori, perangkat lunak yang dimuat sebelumnya, gambar yang jelas, dan layanan pelanggan  yang cepat.
·         Non value-added cost adalah biaya yang jika dihilangkan tidak akan mengurangi actual atau nilai yang dirasakan atau utilitas (kegunaan) yang diperoleh pelanggan dari menggunakan produk atau layanan.
Contoh : biaya produk dan mesin yang rusak. Perusahaan berupaya meminimalkan biaya yang tidak bernilai tambah karena tidak memberikan manfaat kepada pelanggan.
Manajer juga membedakan Cost Incurrence dan Locked-in Cost
-          Cost Incurrence adalah menggambarkan kapan suatu sumber daya dikonsumsi (atau manfaat hilang) untuk memenuhi tujuan tertentu. Sistem penetapan biaya mengukur kenaikan biaya. Misalnya, Astel langsung mengakui biaya material hanya bila dirakit dan dijual.
-          Locked-in Cost adalah biaya yang belum dikeluarkan di masa depan berdasarkan keputusan yang sudah dibuat.
Peluang terbaik untuk mengelola biaya adalah sebelum Locked-in cost sehingga manajer memodelkan efek dari berbagai pilihan desain produk pada biaya seperti memo dan pengerjaan ulang yang hanya akan terjadi kemudian selama manufaktur. Mereka kemudian mengendalikan biaya-biaya ini dengan membuat pilihan desain yang bijak.
   Untuk memplot biaya kumulatif per unit yang timbul dalam fungsi yang berbeda dari rantai nilai. Kurva atas memplot biaya penguncian kumulatif. Total biaya kumulatif per unit 
Value enginering adalah evaluasi sistematis dari semua nilai, dengan tujuan untuk mengurangi biaya dan mencapai tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan.
Value added Cost
Non Value added cost
Adequate memory
kerusakan mesin
pre loaded software
rework
easy to use keyboard
perbaikan
Non Cost Factors
Price discrimination : Praktik pembebanan harga yang berbeda untuk setiap pelanggan atas barang/jasa yang sama.
Peak Load Pricing : Praktik pembebanan harga yang lebih tinggi untuk barang/jasa yang sama ketika permintaan mendekati batas fisik kapasitas untuk menghasilkan barang/jasa tersebut.
Interntional pricing : Harga yang dikenakan ke masing-masing negara akan bervariasi karena perbedaan daya beli konsumen dan pembatasan pemerintah yang dapat membatasi harga.



Senin, 17 Juni 2019

Resume : Pemrograman Linier


BAB 21 Pemrograman Linier


Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Linear programming memungkinkan pengambil keputusan menemukan solusi optimal terhadap masalah alokasi sumber daya jangka pendek tanpa harus menebak-nebak.
A.    Memaksimalkan Margin Kontribusi
Margin Kontribusi (Contribution Margin—CM) sering dijadikan sebagai ukuran atas kinerja manajemen. Untuk memaksimalkan laba, manajemen harus memaksimalkan CM.
.
Informasi yang relevan adalah sebagai berikut.

Masalah tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut.

1.      Total CM dari membuat dan menjual kedua model disebut fungsi tujuan (objective function) dan dinyatakan secara matematis: anggap x dan y masing-masing mewakili kuantitas dari model standar dan model deluxe yang akan dibuat dan dijual. Fungsi tujuan :
Maksimalkan CM = 3x + 4y
2.      Batasan sumber daya, yang disebut constraints (batasan), dinyatakan dalam bentuk matematis. Dalam ilustrasi ini, permintaan penjualan melebihi kapasitas, sehingga waktu pengamplasan dan waktu pemolesan merupakan batasan satu-satunya.
2x + 5y ≤ 120
Ada 80 jam pemolesan yang tersedia. Dibutuhkan 4 jam untuk membuat satu unit standar dan 2 jam untuk satu unit deluxe. Batasan pemolesan dinyatakan:
4x + 2y ≤ 80
Dari persamaan batasan waktu pengamplasan dan pemolesan, maka  diperoleh:
lalu masukan ke fungsi objektif:
Maximize CM   = 3x + 4y
                        = 3(10) + 4(20)
                        = 110 
Suatu grafik dari batasan-batasan disajikan di bawah ini.



Area yang mungkin (feasible area), dibatasi dengan garis AB, BC, CD, dan DA yang mewakili semua kombinasi model standar dan deluxe yang dapat diproduksi. Kombinasi apapun di luar area yang mungkin tidak dapat diproduksi karena di luar batasan yang mungkin.
Dalam grafik, sudut adalah A, B, C, dan D. Untuk menemukan sudut mana yang terbaik, setiap sudut dievaluasi sebagai berikut.

Total CM dimaksimalkan ketika 10 model standar dan 20 model deluxe diproduksi dan dijual. Kombinasi ini diwakili oleh sudut C.
Untuk menentukan titik mana yang paling baik, perhatikan grafik di bawah ini. Semua kombinasi dari model standar dan deluxe yang diwakili oleh titik-titik pada garis CM yang sama akan memberikan total CM yang ama. Total CM akan meningkat bila garis CM semakin jauh dari titik A.


Kemiringan garis CM ditemukan dengan mengalikan -1 dengan suatu rasio. Rasio tersebut adalah CM dari suatu unit produk yang diwakili oleh sumbu horizontal, dibagi dengan CM dari satu unit produk yang diwakili oleh sumbu vertikal. Dalam ilustrasi ini, kemiringannya adalah -3/4. Titik-titik berikut ini dihitung dari garis CM pada grafik di atas.




Perhatikan pada grafik, garis CM paling jauh dari titik A adalah ketika garis tersebut berpotongan dengan titik C. Penggunaan penuh dari sumber daya yang tersedia terjadi hanya pada titik dimana semua persamaan batasan saling berpotongan, yang dalam contoh ini adalah titik C. Penggunaan penuh dari sumber daya tidak selalu memberikan solusi optimal.
Jika CM dari satu atau kedua produk berubah, maka kemiringan dari setiap garis CM berubah. Jika perubahan kemiringan cukup besar, maka solusi optimal bergeser ke sudut berbeda. Jika kemiringan dari setiap garis CM setara dengan kemiringan garis BC, maka semua titik di garis BC akan sama menguntungkannya. Perhatikan bahwa tidak mungkin titik mana pun di garis BC akan lebih menguntungkan daripada titik B dan C.

Minimalisasi Biaya

Selain memaksimalkan kontribusi margin, program linier juga dapat digunakan untuk meminimalkan biaya. Ilustrasinya sebagai berikut:
Diasumsikan terdapat perusahaan farmasi yang berencana untuk memproduksi tepatnya 40 galon yang terdiri dari  2 bahan, x dan y yang memiliki biaya secara berurutan $8 dan $15 per galon. Tidak lebih dari 12 galon bahan x yang dapat digunakan, sedangkan untuk memastikan kualitas, minimal 10 galon bahan y harus digunakan. Perusahaan ingin meminimalkan biaya.
Maka persamaan matematikanya adalah:
1.) Fungsi objektif : Minimaze cost = 8x + 15y
2.) Batasan : x + y = 40
                        x ≤ 12
                        y ≥ 10 
Solusi yang optimal dari contoh ini sangat mudah diltemukan, karena x lebih murah daripada y. Jumlah maksimal bahan x yang digunakan adalah 12 galon, dan 28 galon lainnya dibutuhkan untuk membuat total 40 galon dimana sisanya adalah diambil dari bahan y yang lebih mahal harganya. Dalam masalah yang rumit, solusinya menjadi tidak jelas, khususnya jika terdapat bahan yang sangat banyak dengan banyak jenis batasan yang berbeda.





RESUME: Pricing decision and Cost Management

A. Faktor utama yang mempengaruhi Pricing Decision Manajer menentukan harga suatu produk berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar. ...