Senin, 18 Februari 2019

RESUME Perhitungan Biaya Untuk Produk Sampingan (by products) dan Produk Gabungan (joint products)



CHAPTER 8 | COSTING JOINT PRODUCT AND BY PRODUCT (JCP)



Definisi Produk Sampingan dan Produk Gabungan  
     
·     Produk Sampingan (by product) suatu produk dengan total nilai yg relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya lebih besar.
·         Produk utama (main product) Produk dengan  nilai total yg  lebih besar.
·   Produk Gabungan diproduksi bersamaan melalui suatu proses, di mana produk yg dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk yg sesuai dengan hasil pemrosesan itu.
·     Titik Pisah Batas (Split-off Point) adalah Titik di mana produk-produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.

Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan         
Asal mula produk sampingan:
Ø  Pembersihan produk utamaSisa atau sampah, seperti gas dan tar yang dihasilkan dari produksi arang yang memiliki nilai sisa atau serbuk gergaji dipenggergajian kayu.
Ø  Proses persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam produksi produk utama.Contohnya pemisahan biji kapas dari kapas, buah apel dari biji apel, dan kulit dari biji coklat.
Klasifikasi Produk Sampingan:
 (1)Yang dijual dalam bentuk asalnya tanpa proses lebih lanjut , dan
 (2)yang membutuhkan proses lebih lanjut agar dapat dijual.

Biaya Gabungan
Biaya gabungan (joint cost) adalah biaya yg muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama.Satu jumlah total untuk semua produk yang tidak dapat dibagi.Total biaya dari beragam produk melibatkan biaya gabungan maupun biaya produksi produk individual terpisah. Biaya produk terpisah (separable cost) adalah biaya dengan produk individual dan pada umumnya todak memerlukan alokasi. Sementara, biaya produksi gabungan memerlukan alokasi ke produk-produk individual.

Kesulitan dalam Menghitung Biaya Produk Sampingan dan Produk Gabungan       
            Biaya gabungan yang sesungguhnya tidak dapat dibagi. Biaya yang diakumulasikan sebelum titik pisah batas harus ditanggung oleh masing-masing produk berdasarkan selisih harga jual dan biaya untuk menyelesaikan dan menjual produk setelah titik pisah batas.


Metode untuk Menghitung Biaya Produk Sampingan    
            Metode yang dapat diterima untuk menghitung biaya produk sampingan terdiri atas dua kategori.Dalam kategori pertama, biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk sampingan. Dalam kategori ini, ada dua matode. Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk sampingan dikreditkan ke pendapatan atau ke biaya produk utama. Metode ini dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap pendapatan kotor dari produk sampingan dan disebut sabagi metode 1.
Dalam metode 1, pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan ditampilkan dalam laporan laba rugi sebagai salah satu dari kategori ini:
a. Pendapatan lain-lain.
b. Tambahan pendapatan penjualan
c. Pengurang harga pokok penjualan dari produk utama
d.Pengurang biaya produksi produk utama
Dalam metode 2, pendapatan bersih dari produk sampingan, (pendapatan dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan biaya administratif dan pemasaran untuk memasarkan produk sampingan, kemudian dikurangi lagi dengan biaya pemrosesan lebih lanjut setelah titik pisah-batas) ditampilkan di laporan laba rugi sebagai salah satu dari keempat kategori untuk metode 1sebagaimana disebutkan di atas. Dalam kategori yang kedua untuk menghitung biaya produk sampingan, sebagaian biayagabungan dialokasikan ke produk sampingan tersebut. Alokasi biaya gabungan seperti ini dapatdikatakan hampir sama dengan perlakuan terhadap produk gabungan.

METODE 1 : Pengakuan Pendapatan kotor
Metode  pendapatan  kotor (gross revenue method),biaya persediaan final dari produk utama dihitung terlalu tinggi (overstated) karena menanggung biaya yang seharusnya dibebankan keproduk sampingan.
Metode 1a: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pendapatan Lain-lain.

Metode 1b: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Tambahan Pendapatan Penjualan

Metode 1c: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan

Metode 1d: Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi

METODE 2 : Pengakuan Pendapatan Bersih
Pengakuan Pendapatan Bersih (net revenue method) mengakui adanya kebutuhan untuk membebankan biaya yg dapat ditelusuri ke produk sampingan, tetapi tidak berusaha mengalokasikan biaya produksi gabungan ke produk sampingan.Biaya yg terjadi setelah titik pisah batas dicatat dalam akun yg terpisah dari produk utama. Nilai by-product diakui sebesar net revenue yang dihitung dengan mengurangkan biaya setelah split-off point, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dari gross revenue.

METODE 3: Metode Biaya Penggantian  
            Metode Biaya Penggantian (replacement cost method) digunakan oleh perusahaan yg produk sampingannya digunakan oleh perusahaan itu sendiri dan menghilangkan kebutuhan untuk membeli bahan baku serupa dari pemasok.Biaya produksi dari produk utama dikreditkan, dan debitnya diposting ke departemen yang menggunakanproduk sampingan tersebut. Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut merupakan biayapembelian atau biaya penggantiannya. 


METODE 4 : Metode Harga Pasar
Metode harga pasar(market value method) atau metode pembatalan biaya, pada dasarnya hampir serupa dengan teknik yang diilustrasikan dalam metode 1(d) . Tetapi, metode ini mengurangi biaya produksi dari produk utama, bukan dengan pendapatan aktual yang diterima, melainkan dengan estimasi nilai produk sampingan pada saat dijual. Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja, atau overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk sampingan.Saldo dari akun ini dapat ditampilkan di laporan laba rugi dengan salah satu cara.
Metode 4 didasarkan pada gagasan bahwa biaya produk sampingan berkaitan dengan nilai jualnya.  Adalah mungkin untuk menggunakan gabungan total harga pasar dari produk utama dan  produk sampingan pada titik pisah batas sebagai dasar untuk mengalokasikan sebagian biaya keproduk sampingan. Lawannya dikredit ke biaya produksi dari produk utama. Dalam pendekatan ini,perlakuan terhadap produk sampingannya serupa dengan produk gabungan. Dalam kasus apa pun, biaya produk sampingan yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk sampingan.

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan           
1. Metode Harga Pasar
Harga pasar dari produk apa pun sampai batas tertentu adalah manifestasi dari biaya yg dikeluarkan untuk memproduksinya.. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya juga lebih tinggi dibandingkan produk lain. Jadi dalam metode ini kelangkaan tidak mempunyai pengaruh dalam menentukan harga jual. Karena asumsi itulah, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
Ø  Produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah-batas(split-off  point)
Metode ini digunakan ketika setelah split-off  point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Ø  Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik pisah-batas(split-off  point)
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.

2. Metode rata-rata biaya per unit
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam satuan yang sama meskipun dalam kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan metode ini berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang sama harus menerima bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan berdasarkan unit yang diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.

3. Metode rata-rata tertimbang
Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena tidak mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.

4. Metode unit kuantitatif / satuan fisik
Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya. Jika produk bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini beranggapan bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.

Sumber : Cost Accounting Carter 14th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESUME: Pricing decision and Cost Management

A. Faktor utama yang mempengaruhi Pricing Decision Manajer menentukan harga suatu produk berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar. ...