Rabu, 01 Mei 2019

RESUME : Inventory Costing and Capacity Analysis


Inventory Costing and Capacity Analysis

Perhitungan Biaya Langsung (direct costing)

disebut juga perhitungan biaya variabel atau perhitungan biaya marginal,hanya membebankan ke produk biaya produksi yang bervariasi secara langsung dengan volume. Biaya variable dibebankan ke produksi, semua biaya produksi tetap diperlakukan sebagai beban periodik.  Perhitungan biaya langsung memfokuskan pada biaya yang diakibatkan oleh aktivitas produksi dan tingkatannya yang berubah-ubah. Fokus ini diarahkan dalam dua cara :
·         Untuk penggunaan internal atas hubungan biaya tetap-variabel dan konsep margin kontribusi.
·         Untuk penggunaan eksternal dalam perhitungan biaya persediaan, dalam menentukan laba, dan dalam laporan keuangan. 

Definisi Margin Kontribusi   
Margin kontribusi atau laba marginal adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Dihitung dengan cara mengurangkan biaya variabel , baik untuk biaya produksi maupun non produksi, dari penjuala.

Margin kontribusi atau laba marginal adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Dihitung dengan cara mengurangkan biaya variabel , baik untuk biaya produksi maupun non produksi, dari penjuala.

Kegunaan internal dari perhitungan biaya langsung          
    Banyak manajer menganggap perhitungan biaya langsung lebih dapat dipahami dan lebih berguna dibandingkan dengan perhitungan  biaya penyerapan penuh untuk hampir semua jenis analisis internal.
Secara teoritis, jika semua biaya produksi adalah tetap, maka perhitungan biaya langsung akan kehilangan daya tariknya karena  perhitungan biaya langsung akan melaporkan biaya produk sama dengan nol. Secara praktis, semua manajer dan pembaca laporan  keuangan lainnya akan menganggap bahwa angka biaya persediaan sama dengan nol adalah tidak masuk akal ketika persediaan memiliki  nilai jual yang signifikan. Dalam skenario tersebut, hanya perhitungan biaya penyerapan penuh yang akan membebankan biaya ke produk.
Perhitungan biaya langsung sebagai alat perencanaan laba 
ü  Perhitungan biaya langsung sebagai pedoman bagi penetapan harga produk
ü  Perhitungan biaya langsung untuk evaluasi profitabilitas dari multiproduk
ü  Perhitungan biaya langsung untuk mengambil keputusan manajerial
ü  Perhitungan biaya langsung untuk pengendalian biaya

FULL COSTING DAN DIRECT COSTING
Direct Costing  atau Variable Costing adalah  metode pembebanan biaya ke produk dimana hanya variable manufacturing cost saja yang dibebankan ke produk.
Full Absrorption Costing adalah metode pembebanan biaya inventory dimana seluruh manufacturing cost dbebankan ke produk yang terjual dan tersisa. 
Perbedaan kedua metode tersebut  terletak hanya pada komponen biaya FOH saja. Dalam Direct Costing, komponen DM, DL, dan Variable FOH dilaporkan dalam financial statement secara proporsional sebagaimana dalam metode Full Absorption Costing. Khusus untuk Fixed FOH, unsur biaya ini dalam Direct Costing akan dilaporkan selurunya dan tidak secara proporsional antara unit yang terjual dan unit yang belum laku. Hal ini berarti bahwa seluruh biaya Fixed FOH yang terjadi selama periode yang bersangkutan akan dilaporkan atau dibebankan seluruhnya (tidak ditanggung oleh produk yang belum terjual). Komponen fixed FOH akan diperlakukan sebagai beban periodik (period cost) untuk periode berjalan secara keseluruhan.

 Penentuan harga pokok persediaan

 Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi (production cost) kepada produk antara metode full costing dengan metode variable costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode full cosing, fixed FOH dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu jika sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian fixed FOH masih melekat pada harga pokok persediaan. Metode variable costing tidak membebankan  fixed FOH ke dalam harga pokok produk, akan tetapi fixed FOH langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap fixed FOH tidak melekat pada harga pokok persediaan.

Penyusunan Income Statement dengan Metode Full Costing dan Direct Costing
Income Statement - Full Costing


Income Statement - Direct Costing


Dalam hal perbedaan profit antara metode Full Absorption Costing dan Direct Costing, perbedaan tersebut disebabkan oleh hanya perbedaan atas Fixed FOH. Pada Full Absorption Costing, Fixed FOH dibebankan hanya sebatas jumlah unit yang terjual saja (COGS). Sementara itu, dalam Direct Costing, Fixed FOH dibebankan seluruhnya sejumlah unit yang dihasilkan pada periode berjalan
(COGM). Dengan demikian, perbedaan profit atas kedua metode tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Δ Operating Income = COGM – COGS
Δ OI = (Unit produced – Unit sold) x FOH-F perunit
Δ OI = (FG ending – FG beginning) x FOH-F perunit
Cost Volume Profit Analysis (CVP)          
    Cost Volume Profit Analysis (CVP Analysis) merupakan analisis hubungan antara biaya, kuantitas unit yang terjual, dan laba ketika salah satu variabel tersebut dimanipulasi untuk menghasilkan nilai variabel yang diinginkan. Dengan mengetahui hubungan antara ketiga elemen tersebut, manajer dapat menentukan target laba yang diinginkan atau menghitung besaran biaya guna maksimalisasi kinerja
perusahaan. Banyak keputusan bisnis yang dapat dihasilkan oleh manajer dengan menggunakan CVP analysis.

Persamaan 1  : (P x Q) = TFC + (VCU x Q) + Profit 
P = harga jual (selling price)
Q = kuantitas jumlah unit produk yang terjual (unit sold)
TFC = Total Fixed Costs
VCU = Variable Cost perunit
Profit = Operating Income (Profit)

Persamaan 2 : Contribution Margin (CM)
CM = TR – TVC
TR = TFC + TVC + Profit
TR – TVC = TFC + Profit

CM = TFC + Profit

TR = Total Revenue

Persamaan 3 : Contribution Margin per unit
CM = TR – TVC
CM = (P x Q) – (VCU x Q)

CMU = P – VCU

Persamaan 4 : Contribution Margin Ratio
CMR = CM : TR
Pada kondisi BEP, maka dapat dihasilkan persamaan sebagai berikut.
TR = TFC + TVC + 0
TR – TVC = TFC
CM = TFC

Kesimpulannya adalah  dalam kondisi BEP, maka Contribution Margin akan sama dengan Total Fixed Cost. Selanjutnya, untuk mengetahui Margin of Safety, perlu digambarkan terlebih dahulu garis TR dan garis TC dalam sebuah sumbu cartesius



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESUME: Pricing decision and Cost Management

A. Faktor utama yang mempengaruhi Pricing Decision Manajer menentukan harga suatu produk berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar. ...